Senin, 31 Agustus 2015

Mengujungi PDII

hari ini (31 Agustus 2015) merupakan hari terakhir saya untuk magang di P2KK LIPI. sedih rasanya meninggalkan pekerjaan yang menjadi minat saya, tapi setiap ada perjumpaan pasti ada perposahan. pokoknya senang dan terharu bisa diberi kesempatan untuk melakukan internship kerja di P2KK LIPI.

hari ini, saya diajak mbak maulida untuk mengunjungi PDII LIPI, tujuannya adalah bertemu dengan pak agus, karena sudah janjian dengan beliau untuk memilah-milah buku di gudanG PDII yang kita minati dan bisa kita ambil untuk di bawa pulang (wah senangnya...............).

saya, mbak maulida, mas louis, dan zeze pun bergegas untuk pergi ke PDII sekitar pukul 10.00. kami langsung menuju ruangan pak Agus. setelah itu pak Agus mengantar kami ke gudang untuk memilah-milah buku. ternyata buku-buku di gudang PDII juga tidak kalah bagus (sayang sudah masuk gudang). di gudang buku tersebut saya banyak menemukan buku-buku yang menjadi minat dan sudah lama saya cari, salah satunya adalah naskah-naskah kuno nusantara. saya banyak menemukan buku-buku naskah kuno, seperti serat rama, serat jatiswara, hikayat Meudedeuhak 1, dan serat angger. senang sekali rasanya, dan akhirnya saya pun berhasil membawa pulang dua kardus buku (sampai kewalahan untuk membawanya ke kos, hehheh)

terimaksih mbak maulida, pak agus, dan PDII

See You Next Time Gaesss....................

Sabtu, 29 Agustus 2015

Melakukan Presentasi pada Seminar Intern P2KK LIPI

alhamdulillah benar-benar saya ucapkan, ketika saya diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil karya saya dalam bentuk tulisan. awalnya saya ingin mempresentasikan mengenai proposal skripsi dan jurnal ilmiah yang saya buat berdasarkan hasil pengabdian masyarakat. akan tetapi karena sistem presentasi panel antara saya dan partner magang saya, kemudian waktu yang diberikan juga terbatas, akhirnya saya memutuskan untuk lebih mempresentasikan hadil jurnal ilmiah, yang saya rasa lebih urgent untuk mendapatkan pembenahan, masukan, dan saran yang konstruktif.

menjelang presentasi sebenarnya saya masih belum siap, bahkan saya baru membuat power point dan melakukan print jurnal adalah semalam sebelum presentasi. saya terus berdoa, semoga dengan persiapan yang singkat dan terkesan mendadak tetap dapat memberikan hasil yang baik, setidaknya tidak memalukan.

saya memang sudah terbiasa untuk presentasi di kelas, seminar, pelatihan, maupun di berbagai event lomba, namun presentasi di LIPI menurut saya memberikan suasana dan ketegangan tersendiri (hehheh entah kenapa!). tapi saya mencoba untuk bersikap santai dan terus berdoa kepada yang maha kuasasetelah usaha dunia saya lakukan.

banyak masukan dan kritik yang ditujukan pada tulisan saya, diantaranya yaitu :

  • kurangnya penegasan bahwa museum blusukan itu sebuah konsep yang sudah ada apa sebuah konsep yang baru (Mas Ibnu)
  • perlunya penjelasan mengenai konsep museum blusukan pada bagian pendahuluan (Mas Ibnu)
  • seharusnya lebih menggunakan bahasa yang sederhana untuk pembuatan kuesioner anak-anak (Bu Nina)
  • perlunya hak paten (Bapak Dwi Purwoko, dan Ibu Widja)
  • harus dipikirkan lagi bagaimana caranya untuk menerapkan konsep yang sama pada sekolah lain (Mbak Leolita)
  • pengabdian masyarakat ini bisa dan lebih baik untuk dibuat riset action, sehingga harus dipirkan untuk landasan konsep atau teori yang digunakan (Bapak Dwi Purwoko)
over all hasil presentasi saya cukup mendapatkan apresiasi yang baik, dan sangat memberikan masukan bagi perbaikan jurnal dan tulisan-tulisan saya selanjutnya.

Terimakasih P2KK LIPI

NB. tulisan abstrak jurnal yang saya presentasikan dapat dilihat di postingan sebelumnya
see you gaesss.......


Jumat, 28 Agustus 2015

Mengikuti Teeuw Awards

Teeuw awards merupakan penghargaan yang diberikan kepada orang-orang yang memiliki dedikasi tinggi dalam perubahan sosial kemasyarakatan. ada beberapa orang yang mendapat penghargaan dari ajang tersebut, namun yang saya kenal hanyalah Gunawan Muhammad (karena memang sudah terkenal hhehehh).

Saya mengikuti kegiatan tersebut atas ajakan dari pembimbing saya (Ibu Widja). acara tersebut dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2015 pukul 16.00 (setelah seminar audiovisual). walaupun saya tidak mengetahui isi dan apa yang dibicarakan dalam acara tersebut, tapi saya cukup senang karena bisa berkenalan dan berfoto bersama orang-orang hebat hehehhe. saya juga sempat menyicipi makanan-makanan khas belanda yang belum pernah saya coba sebelumnya (ihh senangnya hehehh). bahkan teman saya sempat mencicipi minuman anggur (walau sedikit) tapi saya yang belum berani mencobanya.

berikut merupakan sedikit dokumentasi yang bisa saya share dari acara tersebut :)






Kamis, 27 Agustus 2015

Mengikuti Workshop "Arsip Audiovisual, Repositori Koleksi AV dan Penggunaannya dalam Penelitian"

Workshop ini merupakan workshop metodologi dan merupakan satu rangakaina kegiatan dalam perayaan ulang tahun LIPI yang ke 48. workshop dilaksanakan atas kerja sama antara P2KK LIPI dengan KITLV. tujuan diadakannya workshop ini adalah untuk menegnalkan metode baru dalam dunia penelitian, yaitu metode audiovisual yang dirasa lebih efektif untuk penelitian logitudinal (before-after) dan arsip-arsip yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.

Workshop ini dilaksanakan selama dua hari, mulai tanggal 26 hingga 27 Agustus 2015, mulai pukul 08.00-16.00. dalam seminar tersebut saya menjadi peserta, karena memang ingin mendalami metode asing yang belum saya kenal sebelumnya. dalam workshop tersebut juga menghadirkan banyak sekali pemateri yang memang sudah pakar dalam bidang audiovisual. banyak ilmu dan relasi yang saya dapat dari acara tersebut. saya juga sempat berfoto dan meminta testimoni (program pengabdian saya di malang) dari Bapak Fridus selaku pendiri dari KITLV, sekaligus sebagai orang belanda yang sangat tertarik pada culture and life every days of indonesian people.










Senin, 24 Agustus 2015

Program Pembuatan Jurnal

Pembuatan jurnal merupakan salah satu program sekunder untuk magang di P2KK LIPI. sebenarnya masih ada dua program yang belum diselesaikan yaitu review buku dan pembuatan jurnal. akan tetapi mengingat waktu yang pendek, akhirnya saya memutuskan untuk membagi program tersebut dengan partner magang saya, karena saya rasa itu lebih efisien daripada dua program dikerjakan bersama-sama (kurang fokus). saat itu saya kebagian untuk membuat jurnal dan teman saya melakukan review buku. 

jurnal yang saya buat ini berdasarkan hasil pengabdian masyarakat yang saya lakukan bersama 4 teman saya mulai tanggal 28 Januari hingga 17 Juni 2015. ke empat teman saya yaitu (Verdy Firmantoro, Ilmu Komunikasi 2012), (Muhammad Fadlullah, Hubungan Internasional 2012), (Dila Hilna Rahmatika, Antropologi Sosial 2011), dan (Afifah Qodri Rinjani, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2011). pengabdian masyarakat yang dilakukan tersebut adalah program DIKTI yang terkenal dengan nama Program Kreatifitas Masyarakat (PKM). Kami mengajukan proposal tersebut sejak tahun 2014 dan dinyatakan lolos pendanaan tahun 2015. dari dua PKM M yang lolos didanai, alhamdulillah salah satu diantaranya masuk dalam ajang bergengsi "Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)" di Kendari pada tanggal 4 Oktober 2015. Pembuatan jurnal ini juga sebenarnya merupakan salah satu prasyarat untuk meraih juara dalam ajang PIMNAS tersebut. Jadi saya bisa melakukan dua pekerjaan dalam satu gerak (hehheheh alhamdulillah). Jurnal yang dihasilkan tersebut juga saya presentasikan dalam seminar intern P2KK LIPI.

Berikut merupakan abstrak dari jurnal yang dihasilkan. untuk tulisan lengkapnya, pembaca dapat menghubungi penulis by email di anisa31rise@gmail.com

Museum Blusukan Berwawasan Keilmuan Lokal Nusantara: Transformasi Museum Pasif Menuju Museum Aktif

Verdy Firmantoro1), Afifah Qodri Rinjani 2), Anisa Dwi Istiningrum3),
Dila Hilna Rahmatika 4), Muhammad Fadlullah5)
1Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya. verydyfirmantorotaa@yahoo.co.id
2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, rinjaniafifah@gmail.com
3Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, anisa31rise@gmail.com
4Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, dilarahmatika@gmail.com
5Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, mfadlullah.subakti@gmail.com

Abstrak

Kabupaten Malang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangkaian peradaban Nusantara. Padepokan Asmarobangun di Kecamatan Pakisaji menjadi bukti warisan lokal Topeng Malangan. Ironisnya padepokan tersebut terlihat sepi peminat. Terbukti dari 193 siswa SDN Permanu 1 hanya 8 persen yang berminat terhadap budaya tersebut. Padahal letak SDN Permanu 1 ini berdekatan dengan padepokan Asmorobangun. sehingga metode konvensional perlu dikembangkan untuk menerapkan bagaimana budaya lokal bukan menjadi sebuah entitas yang membosankan tetapi menjadi hal yang menyenangkan. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan budaya lokal topeng malangan melalui program “MULAWARMAN (Museum Blusukan Berwawasan Keilmuan Lokal Nusantara). Konsep Museum Blusukan menjadi antitesa dari museum konvensional yang  eksklusif. Metode pelaksanaan MULAWARMAN dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama menekankan pada aspek fun method. Tahap kedua menekankan pembelajaran tari Topeng Malangan. Tahap ketiga mengacu pada culture trip. Hasil program MULAWARMAN yaitu, (1) terbentuknya  museum blusukan sebagai metode pengenalan budaya lokal yang menyenangkan, (2) terciptanya media  integrated edutainment system, (3) terpilihnya komunitas Duta Historia sebagai aset bagi keberlanjutan program, (4) terbentuknya perpustakaan mini budaya.

Kata Kunci: Museum Blusukan, Budaya Lokal, Pembentukan Karakter, Integrated Edutainment System

 
Abstract

Malang regency was a big part of historical glorious civilization in Nusantara. One of the inheritance evidences is the existance of Padepokan Asmorobangun, as the art epicentrum of Topeng Malangan. Ironically, the surrounding societies don’t have much attention to participate and liven up the padepokan. However, the conventional method need to be developed to transfer the culture and historical education which contain local wisdom in effective way for the students. The objective of this project is educating local culture through “Mulawarman (Museum Blusukan Berwawasan Keilmuan Lokal Nusantara)”. The implementation of Mulawarman project divided into three phases. The first phase emphasize the fun-method aspect which directed to play several games. Second phase, emphasizing the education of local art such as Topeng Malangan dance. At the final phase, this project aims to encourage students to participate in culture trip. The result of this project is: (1) establishment of museum blusukan as culture education method, (2) the formation of integrated edutainment system media, (3) the foundation of Komunitas Duta Historia as an asset which ensure the sustainability of the result, (4) and established cultural small library.
Keywords: Museum Blusukan, Local Culture. Character Building, Integrated Edutainment System

Sabtu, 22 Agustus 2015

Mengikuti Seminar Bedah Buku

Acara seminar intern merupakan agenda rutin P2KK LIPI yang dilakukan hampir setiap minggu bahkan seminggu bisa ada dua, tiga atau lebih seminar yang diadakan. seminar tersebut dilakukan oleh para peneliti P2KK LIPI yang ingin melakukan publikasi karya sekaligus ingin mendapat masukan dan saran dari para peneliti lain.

kali ini saya berkesempatan untuk mengikuti seminar bedah buku, dengan penyaji Mas Wahyudi Akmaliah dan moderator Mas Ibnu Nadzir. acara dimulai pukul 09.30 (telat karena listrik mati heehheh) dan selesai pukul 12.00 an. saya tidak sebegitu paham dengan isi bedah buku yang disajikan karena saya belum pernah melihat apalagi membaca buku tersebut. tetapi setidaknya melalui seminar bedah buku tersebut bisa memberikan tambahan pengetahuan dan semangat untuk terus membaca dan membaca, karena dengan membaca kita dapat membuka wawasan dan membuka pandangan kita.

harapan penulis disini, semoga para pelajar, mahasiswa ataupun masyarakat pada umumnya bisa lebih giat membaca ........... .

see next story yaaaa......




Kamis, 20 Agustus 2015

melakukan riset singkat tentang Gojek

Riset ini saya lakukan bersama satu partner magang saya yang memang berasal dari angkatan, jurusan dan universitas yang sama dengan saya, di bernama Zarotul Laili yang biasa dipanggil Zeze (nama kerennya hahhhaha). riset singkat ini kita lakukan dengan turun lapang selama satu minggu. akan tetapi memang pembuatan proposalnya kita buat sebelum melakukan magang. selanjutnya pembuatan laporan hanya kita lakukan selama dua hari karena memang singkatnya waktu yang kami punya untuk mengerjakan, karena saat itu kita juga sibuk untuk mengurus skrispi masing-masing.

Riset singkat tentang Gojek ini menjadi program utama kita untuk magang di LIPI. Informan kita bukan hanya dari kalangan driver ojek, driver Gojek, ataupun penumpang, tetapi kita juga mewawancarai beberapa peneliti di P2KK LIPI yang pastinya berbagi banyak pengetahuan dan pandangan mereka tentang Gojek, walaupun ada juga yang enggan memberikan komentar atau sekedar diwawancarai karena tidak tertarik dengan penelitian kita, kecewa sih, tapi tidak masalah bagi kami dan inshaallah tidak menurunkan semangat kami untuk terus melakukan riset ini, justru menjadi penyemangat tersendiri. untuk itu kita sangat berterimakasih kepada para peneliti P2KK LIPI (Ibu Widja, Mas Ibnu, Mas Wahyudi, Mbak Syarfina, Ibu Heny, Pak Ary, dll  yang mau menyempatkan waktunya untuk memberikan informasi dan tanggapan mengenai Gojek

Berikut ini adalah abstrak dari penelitian kami (untuk tulisan lengkapnya pembaca bisa menghubungi penulis by email di anisa31rise@gmail.com)

LAPORAN PENELITIAN
TREND GOJEK DAN RUANG LINGKUP PERMASALAHANNYA
(Studi pada Perkembangan Smart Transportation Gojek di Kawasan Beji Kota Depok)
Disusun Oleh : Anisa Dwi Istiningrum, Zarotul Laili
Abstrak
Teknologi informasi ibarat sebuah magnet yang mampu menarik siapapun untuk menggunakannya dalam segala aktivitas kehidupan. Teknologi informasi mampu menghadirkan suatu inovasi baru yang mampu menciptakan perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan tersebut melingkupi gaya hidup, bentuk ekonomi bisnis, budaya dan bahkan politik. Trend yang sedang berkembang saat ini adalah melakukan pengembangan ekonomi bisnis melalui jaringan teknologi. Baru-baru ini muncul perusahaan Gojek dengan segala fasilitas dan juga kemodernan yang mampu menarik perhatian masyarakat. Gojek hadir sebagai trend baru dalam jasa transportasi umum. Akan tetapi Gojek belum terdaftar sebagai transportasi umum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. Artinya, prosedur keselamatan dan bentuk pertanggungjawaban mengenai perusahaan dan pengemudi ojek belum diatur. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri bagi keberlanjutan Gojek. Akan tetapi dengan melihat banyaknya empati masyarakat dan juga dukungan dari para pemegang kekuasaan seperti Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, dan Jokowi Widodo, maka bukan hal yang mustahil bagi transportasi Gojek untuk mendapatkan ijin hukum yang resmi sebagai transportasi umum roda dua. Akan tetapi ketika Gojek hadir dengan hukum resmi yang akan diperolehnya, maka dapat dipastikan bahwa perkembangan Gojek akan jauh lebih pesat, dan dikawatirkan bahwa Gojek akan tumbuh sebagai pemonopoli ekonomi, dan akan banyak pelaku bisnis lain yang merasa terancam keberadaannya. Maka harusnya pemerintah juga secara matang mengatur kebijakan untuk antisipasi hal ini.

Kata Kunci : Teknologi Informasi, Trend Gojek, Ekonomi Bisnis


Selasa, 11 Agustus 2015

berkunjung ke perpustakaan LIPI

Selama beberapa hari setelah mengikuti seminar. saya dianjurkan oleh pembimbing (Ibu Widja) untuk mengunjungi dan membaca hasil-hasil penelitian yang diterbitkan oleh P2KK LIPI dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai project riset singkat yang akan saya lakukan selama magang di P2KK LIPI. dari perpustakaan itu saya boleh meminta beberapa buku atau jurnal yang saya minati (wah senangnya). pastinya hal tersebut membuat saya senang, apalagi saya suka mengoleksi buku (walaupun jarang dibaca hahhahha), tapi prinsip saya, ketika ada banyak buku di kamar pasti kita akan tergugah untuk membacanya (kalau saya sih begitu hehheh).

bukan hanya berkunjung ke perpustakaan LIPI di lantai 2 Gedung Widyagraha Jakarta Selatan, tapi saya juga berkunjung ke PDDI. di PDDI saya menemukan lebih banyak koleksi buku yang menarik, salah satunya adalah hasil digitalisasi naskah-naskah kuno nusantara, akan tetapi sayang sekali saya tidak boleh meminjam untuk dibawa pulang apalagi memintanya. tetapi setidaknya saya bisa mengetahui dan membaca naskah-naskah klasik tersebut walaupun masih banyak buku hasil digitalisasi naskah kuno yang hanya memindah isi naskah tanpa menerjemahkannya, sehingga saya tidak paham sama sekali isi dari naskah kuno tersebut (sangat disayangkan).

alhasil dari hasil pencarian akan beberapa buku, dan ada beberapa yang boleh saya minta untuk dibawa pulang, saya pun pulang ke kos dengan membawa banyak buku, sampai bingung bagaimana cara membawanya, pokoknya puas dan senang sekali dapat buku banyak.

wait to next my internship story ya gaessss...... 

Rabu, 05 Agustus 2015

Mengikuti Seminar "Kebijakan Bahasa Pasca Orba : Sebuah Penguatan Identitas"

Seminar "Kebijakan Bahasa Pasca Orba : Sebuah Penguatan Identitas" diadakan oleh Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (P2KK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tanggal 4-5 Agustus 2015. Saat itu saya mendapat tugas sebagai penerima tamu selama dua hari. Tetapi saya juga mengikuti seminarnya karena tidak mau ketinggalan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru. Saat itu saya senang sekali karena mendapatkan kesempatan bertemu dengan banyak orang yang pastinya pada pinter2 dan terkenal hehhehe. Secara garis besar isi dari seminar tersebut adalah sebagai berikut :

"Bahasa merupakan wujud identitas kedaerahan. Akan tetapi banyak kalanya bahasa daerah justru dianggap sebagai bahasa orang tua dengan kesan kuno yang melekat sangat dominan di dalamnya. Sebagai contoh di Halmahera Utara yang memiliki bahasa daerah yaitu bahasa pagu dengan jumlah penutur hanya sekitar 3000 orang dengan usia termuda penutur adalah 40 tahun. Hal tersebut mengakibatkan dalam jangka waktu kurang dari 20 tahun ke depan bahasa pagu akan punah.
Contoh ke dua juga terjadi di Kecamatan Bau-bau dengan bahasa Cia-cia yang justru menggunakan huruf-huruf korea dan mengatakan bahwa nenek moyang mereka adalah orang korea. Hal tersebut mengingatkan saya pada pada negara Timor Leste yang dulu ketika masih tergabung dalam NKRI justru menggunakan bahasa portugis sebagai bahasa sehari-hari yang terbukti sekarang pun telah melakukan pemekaran wilayah dari NKRI.
Contoh-contoh tersebut menandakan bahwa bahasa merupakan salah satu elemen penting bagi integrasi bangsa. Oleh karenanya pelestarian bahasa-bahasa daerah memang harus segera dilakukan.
Peneliti sebagai pihak luar pastinya sangat kewalahan ketika harus melakukan penyadaran kepada masyarakat lokal akan pentingnya berbahasa daerah. Untuk itu diperlukan seseorang tokoh masyarakat yang mempunyai keperdulian tinggi terhadap pelestarian bahasa daerah. Pemerintah di satu sisi juga harusnya mendukung tingkat pemertahanan bahasa daerah dengan memasukkan bahasa daerah ke dalam muatan lokal dan bekerja sama dengan para peneliti untuk melakukan penyususnan bahan ajar bahasa daerah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal".

Seminar tersebut semakin membukakan mata saya bahwa indonesia menyimpan begitu banyak kekayaan budaya yang tidak ketahui. Kekayaan budaya yang semakin tergeser dengan adanya modernisasi yang semakin merajarela di kalangan muda. Dengan adanya seminar-seminar tersebut semakin membuat saya berfikir bahwa pelestarian bahasa lokal itu penting, salah satu upaya yang dapat kita lakukan sebagai kawula muda adalah dengan sering menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehai-hari.

see next time for my internship story yaaa....... :)




Senin, 03 Agustus 2015

First Day Magang di PMB LIPI

hari ini merupakan hari pertama kami melakukan magang kerja di PMB LIPI Jakarta Selatan. Kami berangkat pukul setengah 7 pagi dari kawasan kost Depok. Kami berangkat menggunakan kereta Commuter dari Stasiun Pondok Cina menuju Stasiun Cawang. Saya sangat kaget dan sedikit shock ketika menghadapi situasi kereta Commuter yang sangat ramai dan penuh sesak, hingga tanpa sadar tiket kereta yang saya pegang jatuh dan tidak ketemu. Penumpang dalam kereta Commuter sungguh amat ramai dan sangat berdesakan ibarat semut, hingga membuat tubuh saya terjepit berkali-kali, dalam hati serasa marah, kesal, tapi juga pengen tertawa melihat kehidupan jakarta yang sangat luar biasa hanya untuk sesuap nasi.   

Akhirnya penderitaan selama di dalam kereta Commuter selesai sudah ketika kami sampai di stasiun Cawang. sesampainya di Stasiun Cawang kami langsung menuju Halte Cawang Cikoko untuk menuju Halte LIPI Gatot Subroto. Di Busway pun, juga tidak kalah berdesakan seperti di kereta Commuter, ditambah lagi harus menghadapi kemacetan yang bagi saya cukup luar biasa. Tidak kuasa menahan pusing, saya pun serasa ingin muntah tetapi saya tahan karena malu merasa tidak enak dengan penumpang yang lain. ketika jam menujukkan pukul 08.30, akhirnya kami sampai di Halte LIPI Gatot Subroto. Begitu sampai halte saya langsung mual dan akhirmya muntah-muntah, dan saya pun sudah tidak dapat menahannya. Sehingga saat itu kami istirahat sebentar di halte hingga menunjukkan pukul 09.00.

Jam masuk kantor untuk kami (mahasiswa magang) pada hari pertama adalah pukul 10.00. ketika jam sudah menujukkan pukul 10.00, kami pun bergegas menuju kantor PMB LIPI, yaitu di lantai 6 dan 9. saat itu orang pertama yang kami tuju adalah Ibu Widja, selaku mentor kami selama magang. ketika kami bertemu beliau, ternyata orang sangat ramah dan sangat welcome terhadap kami, bahkan beliau langsung mengetahui kalau nama saya "anisa" (beper meningkat hahahha). 

Ibu Widja langsung menyuruh saya dan teman saya untuk mengikuti Research FGD yang diadakan oleh Bapak Riwanto Tirtosudarmo. FGD yang luar biasa bagi saya, disitu saya bertemu dengan orang-orang yang sangat hebat dan memiliki pengtehuan yang luas. saat itu tema penelitian yang diangkat oleh bapak Riwanto adalah "Saintifikasi Jamu: Sebuah Kasus STS Sebagai Gerakan di Indonesia". FGD pun berjalan begitu akademisi dan sangat berkualitas. 

setelah mengikuti Research FGD, kami melanjutkan kegiatan lain, yaitu makan dan melakukan ibadah sholat Dhuhur, hingga jam menunjukkan pukul setengah dua. setelah itu kami bertemu dengan bapak Mulyono, selaku pengurus kepegawaian. kami berbincang banyak dengan bapak Mulyono, khususnya tentang sistematika alur penelitian yang ada di PMB LIPI. Beliau juga mengenalkan kami kepada seluruh pegewai dan peneliti di PMB LIPI, serta menunjukkan ruangan bagi kami. ruangan yang kami dapatkan sangatlah luas (bisa dipakai sepak bola hahhaha). setelah itu kami langsung menuju ruangan kami, dan bapak Mulyono sudah menyiapkan biku-buku hasil riset PMB LIPI untuk kami baca dan boleh dibawa pulang gratis, jika kami mau hehehehheh. kami pun asyik memilih dan membaca buku-buku tersebut hingga jam menunjukkan pukul setengah lima sore, setelah itu kami berpamitan dan pulang kantor. lagi-dan lagi penderitaan di perjalanan pun kami menghadapi (macet dan berdesakan), tapi itu adalah bagian dari sedikit perjuangan yang harus kami jalani, karena memang tidak ada kesuksesan yang dapat diraih tanpa usaha dan kerja keras. BISMILLAH, see you tomorrow.............................