Pembuatan jurnal merupakan salah satu program sekunder untuk
magang di P2KK LIPI. sebenarnya masih ada dua program yang belum diselesaikan
yaitu review buku dan pembuatan jurnal. akan tetapi
mengingat waktu yang pendek, akhirnya saya memutuskan untuk membagi program
tersebut dengan partner magang saya, karena saya rasa itu lebih efisien
daripada dua program dikerjakan bersama-sama (kurang fokus). saat itu saya
kebagian untuk membuat jurnal dan teman saya melakukan review buku.
jurnal yang saya buat ini berdasarkan hasil pengabdian masyarakat
yang saya lakukan bersama 4 teman saya mulai tanggal 28 Januari hingga 17 Juni
2015. ke empat teman saya yaitu (Verdy Firmantoro, Ilmu Komunikasi 2012),
(Muhammad Fadlullah, Hubungan Internasional 2012), (Dila Hilna Rahmatika,
Antropologi Sosial 2011), dan (Afifah Qodri Rinjani, Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 2011). pengabdian masyarakat yang dilakukan tersebut adalah
program DIKTI yang terkenal dengan nama Program Kreatifitas Masyarakat (PKM).
Kami mengajukan proposal tersebut sejak tahun 2014 dan dinyatakan lolos
pendanaan tahun 2015. dari dua PKM M yang lolos didanai, alhamdulillah salah
satu diantaranya masuk dalam ajang bergengsi "Pekan Ilmiah Mahasiswa
Nasional (PIMNAS)" di Kendari pada tanggal 4 Oktober 2015. Pembuatan
jurnal ini juga sebenarnya merupakan salah satu prasyarat untuk meraih juara
dalam ajang PIMNAS tersebut. Jadi saya bisa melakukan dua pekerjaan dalam satu
gerak (hehheheh alhamdulillah). Jurnal yang dihasilkan tersebut juga saya
presentasikan dalam seminar intern P2KK LIPI.
Berikut merupakan abstrak dari jurnal yang dihasilkan. untuk
tulisan lengkapnya, pembaca dapat menghubungi penulis by email di
anisa31rise@gmail.com
Museum Blusukan Berwawasan Keilmuan Lokal Nusantara:
Transformasi Museum Pasif Menuju Museum Aktif
Verdy Firmantoro1),
Afifah Qodri Rinjani 2),
Anisa Dwi Istiningrum3),
Dila Hilna Rahmatika 4), Muhammad
Fadlullah5)
1Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya. verydyfirmantorotaa@yahoo.co.id
2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Brawijaya, rinjaniafifah@gmail.com
3Sosiologi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, anisa31rise@gmail.com
4Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, dilarahmatika@gmail.com
5Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, mfadlullah.subakti@gmail.com
Abstrak
Kabupaten Malang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam rangkaian peradaban Nusantara. Padepokan Asmarobangun di
Kecamatan Pakisaji menjadi bukti warisan lokal Topeng Malangan. Ironisnya
padepokan tersebut terlihat sepi peminat. Terbukti dari 193 siswa SDN Permanu 1
hanya 8 persen yang berminat terhadap budaya tersebut. Padahal letak SDN
Permanu 1 ini berdekatan dengan padepokan Asmorobangun. sehingga metode
konvensional perlu dikembangkan untuk menerapkan bagaimana budaya lokal bukan
menjadi sebuah entitas yang membosankan tetapi menjadi hal yang menyenangkan.
Kegiatan ini bertujuan mengenalkan budaya lokal topeng malangan melalui program
“MULAWARMAN (Museum Blusukan Berwawasan Keilmuan Lokal Nusantara). Konsep
Museum Blusukan menjadi antitesa dari museum konvensional yang eksklusif. Metode pelaksanaan MULAWARMAN dibagi menjadi tiga tahap. Tahap
pertama menekankan pada aspek fun
method. Tahap kedua menekankan pembelajaran tari Topeng Malangan. Tahap
ketiga mengacu pada culture
trip. Hasil program MULAWARMAN yaitu, (1) terbentuknya museum
blusukan sebagai metode pengenalan budaya lokal yang menyenangkan, (2)
terciptanya media integrated
edutainment system, (3) terpilihnya komunitas Duta Historia sebagai aset
bagi keberlanjutan program, (4) terbentuknya perpustakaan mini budaya.
Kata
Kunci: Museum Blusukan, Budaya Lokal, Pembentukan
Karakter, Integrated Edutainment System

Abstract
Malang regency was a big part of historical
glorious civilization in Nusantara. One of the inheritance evidences is the
existance of Padepokan Asmorobangun, as the art epicentrum of Topeng Malangan.
Ironically, the surrounding societies don’t have much attention to participate
and liven up the padepokan. However, the conventional method need to be
developed to transfer the culture and historical education which contain local
wisdom in effective way for the students. The objective of this project is
educating local culture through “Mulawarman (Museum
Blusukan Berwawasan Keilmuan Lokal Nusantara)”. The implementation of Mulawarman project divided into three
phases. The first phase emphasize the fun-method aspect which directed to play
several games. Second phase, emphasizing the education of local art such as
Topeng Malangan dance. At the final phase, this project aims to encourage
students to participate in culture trip. The result of this project is: (1)
establishment of museum blusukan as culture education method, (2) the formation
of integrated edutainment system media, (3) the foundation of Komunitas Duta
Historia as an asset which ensure the sustainability of the result, (4) and
established cultural small library.
Keywords:
Museum Blusukan, Local Culture. Character Building, Integrated Edutainment
System
Tidak ada komentar:
Posting Komentar