Senin, 24 Agustus 2015

Program Pembuatan Jurnal

Pembuatan jurnal merupakan salah satu program sekunder untuk magang di P2KK LIPI. sebenarnya masih ada dua program yang belum diselesaikan yaitu review buku dan pembuatan jurnal. akan tetapi mengingat waktu yang pendek, akhirnya saya memutuskan untuk membagi program tersebut dengan partner magang saya, karena saya rasa itu lebih efisien daripada dua program dikerjakan bersama-sama (kurang fokus). saat itu saya kebagian untuk membuat jurnal dan teman saya melakukan review buku. 

jurnal yang saya buat ini berdasarkan hasil pengabdian masyarakat yang saya lakukan bersama 4 teman saya mulai tanggal 28 Januari hingga 17 Juni 2015. ke empat teman saya yaitu (Verdy Firmantoro, Ilmu Komunikasi 2012), (Muhammad Fadlullah, Hubungan Internasional 2012), (Dila Hilna Rahmatika, Antropologi Sosial 2011), dan (Afifah Qodri Rinjani, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2011). pengabdian masyarakat yang dilakukan tersebut adalah program DIKTI yang terkenal dengan nama Program Kreatifitas Masyarakat (PKM). Kami mengajukan proposal tersebut sejak tahun 2014 dan dinyatakan lolos pendanaan tahun 2015. dari dua PKM M yang lolos didanai, alhamdulillah salah satu diantaranya masuk dalam ajang bergengsi "Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)" di Kendari pada tanggal 4 Oktober 2015. Pembuatan jurnal ini juga sebenarnya merupakan salah satu prasyarat untuk meraih juara dalam ajang PIMNAS tersebut. Jadi saya bisa melakukan dua pekerjaan dalam satu gerak (hehheheh alhamdulillah). Jurnal yang dihasilkan tersebut juga saya presentasikan dalam seminar intern P2KK LIPI.

Berikut merupakan abstrak dari jurnal yang dihasilkan. untuk tulisan lengkapnya, pembaca dapat menghubungi penulis by email di anisa31rise@gmail.com

Museum Blusukan Berwawasan Keilmuan Lokal Nusantara: Transformasi Museum Pasif Menuju Museum Aktif

Verdy Firmantoro1), Afifah Qodri Rinjani 2), Anisa Dwi Istiningrum3),
Dila Hilna Rahmatika 4), Muhammad Fadlullah5)
1Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya. verydyfirmantorotaa@yahoo.co.id
2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, rinjaniafifah@gmail.com
3Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, anisa31rise@gmail.com
4Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, dilarahmatika@gmail.com
5Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, mfadlullah.subakti@gmail.com

Abstrak

Kabupaten Malang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangkaian peradaban Nusantara. Padepokan Asmarobangun di Kecamatan Pakisaji menjadi bukti warisan lokal Topeng Malangan. Ironisnya padepokan tersebut terlihat sepi peminat. Terbukti dari 193 siswa SDN Permanu 1 hanya 8 persen yang berminat terhadap budaya tersebut. Padahal letak SDN Permanu 1 ini berdekatan dengan padepokan Asmorobangun. sehingga metode konvensional perlu dikembangkan untuk menerapkan bagaimana budaya lokal bukan menjadi sebuah entitas yang membosankan tetapi menjadi hal yang menyenangkan. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan budaya lokal topeng malangan melalui program “MULAWARMAN (Museum Blusukan Berwawasan Keilmuan Lokal Nusantara). Konsep Museum Blusukan menjadi antitesa dari museum konvensional yang  eksklusif. Metode pelaksanaan MULAWARMAN dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama menekankan pada aspek fun method. Tahap kedua menekankan pembelajaran tari Topeng Malangan. Tahap ketiga mengacu pada culture trip. Hasil program MULAWARMAN yaitu, (1) terbentuknya  museum blusukan sebagai metode pengenalan budaya lokal yang menyenangkan, (2) terciptanya media  integrated edutainment system, (3) terpilihnya komunitas Duta Historia sebagai aset bagi keberlanjutan program, (4) terbentuknya perpustakaan mini budaya.

Kata Kunci: Museum Blusukan, Budaya Lokal, Pembentukan Karakter, Integrated Edutainment System

 
Abstract

Malang regency was a big part of historical glorious civilization in Nusantara. One of the inheritance evidences is the existance of Padepokan Asmorobangun, as the art epicentrum of Topeng Malangan. Ironically, the surrounding societies don’t have much attention to participate and liven up the padepokan. However, the conventional method need to be developed to transfer the culture and historical education which contain local wisdom in effective way for the students. The objective of this project is educating local culture through “Mulawarman (Museum Blusukan Berwawasan Keilmuan Lokal Nusantara)”. The implementation of Mulawarman project divided into three phases. The first phase emphasize the fun-method aspect which directed to play several games. Second phase, emphasizing the education of local art such as Topeng Malangan dance. At the final phase, this project aims to encourage students to participate in culture trip. The result of this project is: (1) establishment of museum blusukan as culture education method, (2) the formation of integrated edutainment system media, (3) the foundation of Komunitas Duta Historia as an asset which ensure the sustainability of the result, (4) and established cultural small library.
Keywords: Museum Blusukan, Local Culture. Character Building, Integrated Edutainment System

Tidak ada komentar:

Posting Komentar